Senin, 29 Desember 2014

Sejarah Sebagai Ilmu


MAKALAH
PENGANTAR ILMU SEJARAH
“SEJARAH SEBAGAI ILMU”


NAMA            : Rahmawati
NIM                 : 1463042028




UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FIS
PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas anugerah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Pengantar Ilmu Sejarah. Adapun judul makalah ini adalah Sejarah Sebagai Ilmu.
Saya menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran, agar di masa yang akan datang kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Namun begitu, meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna  saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya
Jika ada kritikan atau saran dari pembaca yang dapat membangun demi penyempurnaan makalah yang kami buat ini, kami mengucapkan terima kasih, karena makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, Marilah kita bekerja sama mengembangkan dan memperbanyak pengetahuan demi kehidupan yang lebih baik lagi.

Makassar, 10 November 2014

Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB    I     PENDAHULUAN...............................................................................................1
A.    Latar Belakang................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...........................................................................................1
C.     Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB    II    PEMBAHASAN.............................................................................................2-5
1.      PENGERTIAN SEJARAH SEBAGA I ILMU.........................................2-3
2.      ALASAN SEJARAH SEBAGAI ILMU...................................................3-5
BAB    III   KESIMPULAN.................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................7



BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan memiliki cirri-ciri yang sepertihalnya kategori ilmu pengetahuan yakni bersifat Empiris dimana berdasarkan pengetahuan-pengetahuan dan pengalama manusia baik dari jaman prasejarah, proto sejarah sampai ke jaman sejarah. Disamping itu sejarah juga memiliki Objek Kajian yakni manusia pada perkembanganya dari waktu ke waktu dan ruang-ruang kehidupan manusia itu sendiri. Sejarah juga memiliki Metode yakni metode sejarah dimana dalam menyusun pengetahuan-pengetahuan dan kebenaran-kebenaran dari suatu peristiwa, dalam melakukan penelitian sejarah memiliki beberapa metode yakni, heuristik tahap mengumpulkan sumber, kritik sumber untuk menguji keabsahan dan kebenaran dari sumber yang di kumpulkan, interpretasi menyusun sumber berdasarkan subyek kajianya, dan yang terkhir historiografi yakni menulis sejarah itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian sejarah sebagai ilmu?
2.      Mengapa sejarah dijadikan sebagai ilmu?

C.     Tujuan Penulisan
       Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah dan untuk mengetahui mengapa sejarah bisa dikatakan sebagai ilmu.


BAB  II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu
Dalam perkembangannya, sejerah mempunyai beberapa fungsi. Diantaranya adalah sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai seni, dan sejarah sebagai ilmu. Sejarah juga mempunyai peranan dalam perkembangan suatu negara atau daerah. Banyak negara atau daerah yang besar karena menghargai sejarah masa lalunya.
Salah satunya adalah Indonesia, masyarakat Indonesia selalu mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mengukir sejarah besar dalam perjalanan negara Republik Indonesia. Hal ini terbukti dengan diperingatinya tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan pejuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Seperti diadakannya upacara hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus, mengibarkan bendera merah-putih bagi setiap masyarakat Indonesia menjelang hari kemerdekaan, diadakannya upacara bendera setiap hari senin di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, digunakannya sejarah sebagai salah satu mata pelajaran di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
Seiring dengan bekembangnya zaman, berkembang pulalah ilmu pengetahuan dan sains. Pengetahuan sejarah sudah mulai mencangkup kondisi pada jenjang sosial tertentu.
Pada perkembangan inilah sejarah sebagai ilmu pengetahuan mulai dibahas dan dibuktikan keabsahannya. Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Shuderman(2012) “ ilmu sejarah berusaha mencari hukum-hukum yang mengendalikan manusia dan kehidupannya dan juga mencari penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan hendaknya dibahas dan dibuktikan secara keilmuan (ilmiah)”. Untuk mencari keabsahannya tersebut muncul metode dalam sejarah. Munculnya metode dalam sejarah inilah yang membuat sejarah mempunyai funsi sebagai ilmu. Banyak ahli sejarah yang mendefinisikan sejarah

sebagai ilmu, dari berbagai definisi tersebut, diantaranya yang telah diungkapkan oleh Shuderman(2012) yaitu : “Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah. Jadi, definisi sejarah sebagai ilmu sesuai pernyataan dari Shuderman adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu yang disusun secara berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.

2. Alasan Sejarah Sebagai Ilmu
Suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal tersebut memenuhi syarat umum yaitu objek, tujuan, metodelogi dan sistematika. Sesuatu dikatakan memiliki objek, jika ilmu itu memiliki sasaran atau tujuan penelitian. Ilmu yang memiliki tujuan adalah ilmu yang mengantarkan kepada tujuan tertentu seperti biologi, biologi adalah ilmu yang memepelajari tentang mahluk hidup. Itu berarti biologi bertujuan mengajarkan tentang mahluk hidup dan segala aspek-aspeknya .Ilmu yang memiliki metodelogi adalah ilmu yang memiliki cara dalam mengembangkan materi-materi yang dibahas seperti pengalaman dan sebagainya. Sedangkan ilmu yang sistematika adalah ilmu yang secara berurutan atau kronologinya jelas sedang membahas atau mempelajari suatu hal.
Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki syarat yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode. Berikut ini penjabaran dari aspek tersebut :
A.    Sejarah Bersifat Empiris
Sejarah itu empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai dengan ungkapan  Kuntowijoyo (2013:46), “empiris berasal dari kata “Empeiria” Yunani yaitu pengalaman”. Mengapa sejarah itu empiris? Sejarah berasal dari pengalaman yang masih tercatat oleh memori kita. Pengalaman yang tadi telah diamati dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang diteliti keabsahannya oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itu ditafsirkan secara berbeda-beda. Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang pasti. Sedangkan sejarah menjadikan bukti sebagai objeknya.  Letak perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat dari bagaimana mereka mangamati objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam ilmu alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan tentang suatu hal, akan tetapi dalam sejarah, hal itu tidak bisa dilakukan, karena sejarah itu hanya terjadi satu kali karena bersifat pengalaman, seperti pada saat proklamasi. Kejadian ini tidak bisa terjadi kembali dan diulang-ulang untuk diteliti. Hal ini yang menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para sejarawan dalam mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran dalam sejarah hanya ada pada peristiwa itu semdiri.
B.     Sejarah Memiliki Objek
Berbeda dari  sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Sejarah mempelajari manusia yang dikejar oleh waktu. Jika lebih dikhususkan, objek penelitian sejarah memang manusia. Akan tetapi waktu sangat berperan penting dalam proses pembelajaran sejarah. Kebanyakan sejarawan bingung bagaimana menentukan waktu pas terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan ilmuwan hanya mengira-ngira waktu terdekat sejarah itu terjadi. Karena informasi yang mereka dapatkan sangat minim dan peristiwa tersebut tidak bisa terulang kembali.

C.      Sejarah Memiliki Teori
Seiring dengan munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi. Tentu saja, hal ini juga memicu munculnya teori-teori tentang sejarah.teori yang terdapat dalam sejarah ini berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain, contohnya saja di Amerika yang beroriantasi pragmatis sedangkan di Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif. Ini semua sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat filosof. Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosof yang diajarkan”.
D.    Sejarah Mempunyai Generalisasi
Generalisasi sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo dalam bukunya pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo (2013:48)
Generalisasi, dari bahasa latin “generalis” yang berarti umum. Sama dengan ilmu lain sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat ideografis. Kalau sosiologi membicarakan masyarakat di pojok jalan atau antropologi membicarakan pluralisme amerika, mereka dituntut untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-mana dan dapat dianggap sebagai kebenaran umum.
Generalisasi dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi dari kesimpulan ilmu pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak kejadian atau ilmu yang belum mempunyai jawaban pasti, akan tetapi setelah menyangkut pautkan dengan sejarah akhirnya ditemukan jawaban yang pasti.
E.      Sejarah Mempunyai Metode
Dalam perkembangannya ternnyata sejarah memiliki metode yang digunakan dalam penelitian-penelitian, seperti yang dipaparkan oleh Bailey(dalam Hamid&Majid, 2011:41). “...Teknik penelitian atau alat yang dipergunakan untuk mengumpulakan data, sedangkan metodologi adalah falsafah tentang proses penelitaian yang di dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau kriteria yang digunakan utuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan”. Jadi dengan adanya metode yang digunakan dalam sejarah inilah akan mempermudah sejarawan untuk mengumpulkan data dari suatu kejadian.


BAB  III
KESIMPULAN

Sejarah sebagai ilmu adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu yangdisusun secara berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan. Alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu karena sejarah memiliki syarat sebagai ilmu, yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode.


DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar